Struktur Tes TPA Bappenas: Verbal, Kuantitatif, Penalaran
Kalau kamu berencana melanjutkan studi ke jenjang S2 atau S3, kemungkinan besar kamu sudah pernah mendengar tentang Tes Potensi Akademik (TPA) Bappenas. Tes ini bukan sekadar ujian biasa, tapi alat untuk mengukur kemampuan berpikir dan kesiapan akademik seseorang sebelum menempuh pendidikan lanjut.
Banyak kampus besar di Indonesia, termasuk Universitas Indonesia (UI), ITB, IPB, dan lainnya, menjadikan hasil TPA Bappenas sebagai salah satu syarat seleksi masuk. Jadi, memahami struktur dan jenis soal dalam TPA ini penting banget biar kamu bisa menyiapkan strategi belajar yang tepat.
Baca juga : Ingin Nilai TPA 600+? Ini Latihannya
1. Apa Itu Tes TPA Bappenas?
Secara sederhana, TPA Bappenas (Tes Potensi Akademik Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) adalah tes standar nasional yang mengukur kemampuan berpikir logis, analitis, verbal, dan kuantitatif seseorang.
Tujuannya bukan untuk menilai seberapa banyak hafalan kamu, tapi mengukur cara berpikir, kemampuan menyelesaikan masalah, dan kecepatan berpikir rasional.
Nilai TPA Bappenas biasanya dinyatakan dalam skala 200–800, dan skor di atas 500 sudah tergolong baik. Tes ini sering digunakan untuk seleksi pascasarjana, rekrutmen BUMN, atau lembaga pemerintah.
2. Struktur Tes TPA Bappenas
Secara umum, struktur TPA Bappenas terbagi menjadi tiga bagian besar: Verbal, Kuantitatif, dan Penalaran. Masing-masing bagian punya tipe soal dan strategi tersendiri. Mari kita bahas satu per satu!
A. Tes Verbal
Bagian ini mengukur kemampuan berbahasa, memahami konteks kalimat, dan berpikir kritis melalui kata-kata.
Jenis soal yang sering muncul meliputi:
- Sinonim dan Antonim: menebak kata yang memiliki makna sama atau berlawanan.
- Analogi Kata: mencari hubungan logis antar kata (misal: Dokter : Pasien = Guru : Murid).
- Pemahaman Bacaan: membaca teks pendek lalu menjawab pertanyaan terkait isi, makna, atau kesimpulan.
Tipsnya: banyak membaca artikel atau teks akademik bisa membantu kamu terbiasa memahami struktur kalimat kompleks.
Skor verbal yang tinggi menunjukkan kamu punya kemampuan komunikasi dan pemahaman konsep yang baik — sesuatu yang sangat dibutuhkan di dunia akademik maupun profesional.
B. Tes Kuantitatif
Nah, bagian ini adalah ujian logika berhitung dan kemampuan berpikir matematis dasar.
Tapi tenang, soalnya tidak serumit ujian kalkulus kok! Biasanya mencakup:
- Aritmetika dasar: operasi hitung, perbandingan, persen, dan pecahan.
- Aljabar dan Logika Numerik: pola angka, urutan bilangan, atau perbandingan rasio.
- Analisis Data: membaca tabel, grafik, dan menarik kesimpulan logis dari data.
Tipsnya: latihan soal setiap hari selama 15–20 menit bisa melatih kecepatan dan ketelitian. Fokuslah pada cara berpikir sistematis, bukan sekadar hafal rumus.
Kamu tidak harus jenius matematika untuk menaklukkan bagian ini — yang penting teliti, fokus, dan memahami pola soal.
C. Tes Penalaran (Logis & Analitis)
Bagian ini sering dianggap paling menantang, karena menguji kemampuan berpikir logis dan menarik kesimpulan dari informasi yang terbatas.
Contoh soalnya bisa berupa:
- Penalaran Silogisme: menarik kesimpulan dari dua atau lebih pernyataan logis.
- Deret Pola Logis: mencari hubungan dalam bentuk simbol, angka, atau gambar.
- Logika Deduktif & Induktif: menentukan kebenaran dari argumen atau pernyataan.
Untuk menguasai bagian ini, kamu perlu melatih kemampuan berpikir kritis dan mengenali pola logika yang sering muncul. Coba biasakan diri dengan soal tipe silogisme atau logika diagram untuk melatih cara berpikir sistematis.
3. Skor dan Penilaian Tes TPA Bappenas
Setiap bagian memiliki bobot nilai yang relatif seimbang. Skor akhir TPA dihitung dari jumlah jawaban benar dikurangi penalti untuk jawaban salah atau kosong (tergantung ketentuan lembaga penyelenggara).
Nilai total berada pada skala 200–800, dengan 500 sebagai batas standar kompeten, dan 600+ dianggap sangat baik.
Hasil TPA ini berlaku selama dua tahun, jadi bisa kamu gunakan untuk beberapa seleksi berbeda tanpa perlu tes ulang setiap kali.
Contoh Soal TPA :
1. HABITUASI = …
A. Aklimatisasi
B. Eliminasi
C. Akreditasi
D. Disorientasi
E. Proses
2. Kotak : Bentuk : Menara = …
A. Aula
B. Loteng
C. Rumah
D. Gedung
E. Bangunan
3. Manakah kata yang tidak termasuk dalam kelompok berikut?
A. Pilot
B. Guru
C. Pengusaha
D. Pengendara
E. Montir
4. Nilai 7 merupakan 35% dari bilangan …
A. 2,45
B. 20
C. 50
D. 200
E. 245
5. Dengan menggunakan uang Rp. 5.000.000,00, Rp. 10.000.00 dan Rp. 20.000,00 ada berapa cara dapat menyatakan uang sebesar Rp.200.000,00?
A. 20
B. 65
C. 95
D. 106
E. 121
4. Strategi Sukses Lolos TPA Bappenas
- Kenali struktur tes dan latihan berdasarkan tiap bagian.
- Gunakan timer saat latihan, karena durasi tes cukup ketat (biasanya 2–2,5 jam).
- Perbanyak latihan soal verbal dan penalaran, karena keduanya sering jadi pembeda skor tinggi.
- Evaluasi hasil latihanmu secara rutin untuk tahu area mana yang masih perlu diperbaiki.
Tes TPA Bappenas bukan sekadar ujian akademik, melainkan alat untuk melihat bagaimana seseorang berpikir dan menyelesaikan masalah secara logis. Dengan memahami tiga bagian utama — verbal, kuantitatif, dan penalaran, kamu bisa menyiapkan strategi belajar yang lebih terarah.
Jadi, kalau kamu ingin meraih skor tinggi dan lolos seleksi TPA Bappenas 2025, mulailah berlatih sejak sekarang. Ingat, bukan hanya tentang pintar menjawab soal, tapi juga bagaimana kamu mengatur waktu dan berpikir cepat secara efektif.




