Simak! Contoh Soal TPA Bappenas yang Wajib Kamu Kuasai Sebelum Tes 2025!
TPA Bappenas dikenal sebagai salah satu tes paling menantang untuk seleksi pendidikan pascasarjana S2/S3, beasiswa, hingga rekrutmen profesional. Setiap tahunnya, ribuan peserta mencoba peruntungan dengan mengikuti ujian ini, tetapi hanya sebagian yang berhasil mencapai skor optimal. Penyebab utamanya? Mereka tidak memahami pola soal yang paling sering muncul.
Pada artikel ini, kamu akan menemukan contoh-contoh soal TPA Bappenas beserta pembahasannya—mulai dari numerik, verbal, hingga logika. Semua soal ini diambil dari pola yang sering berulang dari tahun ke tahun dan wajib kamu kuasai agar peluang lolos semakin besar.
Baca Juga: Tes Potensi Akademik S2
Contoh Soal TPA Bappenas
Berikut adalah contoh soal TPA Bapennas yang harus dipelajari:
- Jika 25% dari suatu bilangan adalah 45, maka bilangan itu adalah…
A. 160
B. 170
C. 180
D. 190
Jawaban: C
Pembahasan: 45 / 0,25 = 180 - Berapa jumlah dari 1/2 + 1/3 + 1/4?
A. 13/12
B. 13/6
C. 12/13
D. 13/24
Jawaban: A
Pembahasan:
KPK = 12
6/12 + 4/12 + 3/12 = 13/12. - x adalah jumlah derajat segitiga sama sisi dibagi 4. Dan y adalah derajat salah satu sisi dikalikan 1/2. Maka pernyataan yang benar adalah…
A. x-y = 0
B. 2y – 3/2 x = 0
C. x dan y tak bisa ditentukan
D. 2x = 3y
Jawaban: D
Pembahasan:
Segitiga sama sisi ? total 180°, tiap sudut 60°.
x = 180/4 = 45
y = 60 × 1/2 = 30
Cek hubungan:
2x = 2(45) = 90
3y = 3(30) = 90
Maka 2x = 3y. - Ridho harus mengkredit sebuah laptop dengan lima kali cicilan. Jika uang mukanya sebesar Rp1.500.000,- yang merupakan 30% dari harga laptop, berapa rupiahkah yang harus dibayarkan Ridho tiap kali cicilan ?
A. Rp. 750.000,-
B. Rp. 800.000,-
C. Rp. 850.000,-
D. Rp. 700.000,-
Jawaban: D
Pembahasan:
Harga laptop = 1.500.000 / 0.3 = 5.000.000
Sisa yang dicicil = 5.000.000 – 1.500.000 = 3.500.000
Per cicilan = 3.500.000 / 5 = 700.000 - Kemal berjalan lurus ke arah barat ke rumah syaiful sejauh 6 km. Lalu ke rumah Fifi lurus keutara sejauh 8 km. Bila Kemal langsung berjalan lurus ke rumah Fifi tanpa pergi kerumah Syaiful, berapa km dia dapat menghemat lintasan? (Catatan: semua lintasan adalah lurus)
A. 8 km
B. 6 km
C. 1 km
D. 4 km
Jawaban: D
Pembahasan:
Lintasan awal = 6 + 8 = 14 km
Lintasan langsung = ?(6² + 8²) = ?100 = 10 km
Penghematan = 14 – 10 = 4 km - GANDUM : KUE TART : BESI : …
A. Paku
B. Pasak
C. Mur
D. Siku
Jawaban: A
Pembahasan: Perbandingan adalah bahan ? produk yang dibuat dari bahan itu. Gandum ? kue tart (gandum diolah jadi kue). Demikian juga besi biasanya diolah jadi paku (produk). Jadi paku cocok sebagai padanan. - LARA : DUKA
A. Suka : Suka
B. Suka : Cita
C. Saling : Silang
D. Pilu : Hati
Jawaban: D
Pembahasan: Kata lara dan duka keduanya berkaitan dengan perasaan sedih/duka — sinonim/relasi makna emosi negatif. Kata pilu juga bermakna sedih/dukacita, sehingga pasangan Pilu : … paling relevan. - LAMINER
A. Tremor
B. Turbulan
C. Solider
D. Stasioner
Jawaban: B
Pembahasan: Kata yang dimaksud tampaknya adalah laminar/laminer (arus/flow laminar = aliran tenang/teratur). Lawannya adalah aliran turbulen (turbulan). Jadi pasangan yang logis adalah turbulent/turbulan. - DEFENSIF
A. Serangan
B. Bertahan
C. Ofensif
D. Implusive
Jawaban: C
Pembahasan: Defensif berarti bersifat bertahan/bertahan diri; antonim langsungnya adalah ofensif (bersifat menyerang). Pilihan B (bertahan) justru bukan antonim melainkan mendekati arti defensif; pilihan C adalah lawan yang benar. - Tidak ada ikan lele yang punya sisik. Ikan lele memiliki sungut.
A. Ikan yang tidak bersisik pasti punya sungut
B. Ikan yang bersungut pasti tidak punya sisik
C. Sisik ada hubungannya dengan sungut
D. Tidak bisa ditarik kesimpulan
Jawaban: D
Pembahasan:
Premis hanya menyatakan dua hal tentang ikan lele: (1) semua lele tidak punya sisik, (2) lele punya sungut. Dari itu kita hanya boleh menyimpulkan sifat untuk ikan yang adalah lele (jika X adalah lele ? X tak bersisik dan X punya sungut). Kita tidak boleh mengeneralisasi ke semua ikan tak bersisik atau semua ikan bersungut. Pernyataan A dan B terlalu umum dan tidak valid; C juga tidak dapat ditarik dari premis. Jadi kesimpulan yang tepat: tidak cukup informasi untuk menyatakan salah satu pilihan lain.
Menghadapi TPA Bappenas bukan hanya soal seberapa pintar seseorang, tetapi seberapa siap ia memahami pola soal yang terus berulang setiap tahunnya. Contoh-contoh soal di atas adalah fondasi penting yang wajib dikuasai oleh setiap calon peserta. Semakin sering kamu berlatih, semakin cepat otak mengenali tipe soal dan strategi penyelesaiannya.
Jika kamu ingin lolos seleksi beasiswa, S2/S3, atau rekrutmen yang menggunakan TPA Bappenas sebagai indikator kemampuan akademik, maka belajar mulai hari ini adalah keputusan terbaik. Jangan menunggu hingga waktu mepet—materi numerik, verbal, dan logika membutuhkan konsistensi agar hasilnya optimal. Terus latih kemampuanmu, pahami polanya, dan tingkatkan kecepatan berpikir. Dengan strategi yang tepat, skor tinggi TPA Bappenas bukan lagi mimpi, tetapi sesuatu yang bisa kamu raih dengan percaya diri.



